Berkenalan Lebih Dekat dengan Soulfood!

Jan 19, 2021

Mari berkenalan dengan Soulfood! Trio asal pulau Dewata yang menjadi satu dari tiga favorit kami dalam program Irama Kotak Suara bulan November lalu!

Trio Soul/R&B yang digawangi oleh Bam George (gitar), Lyta Lautner (vocal), dan Palel Atmoko (drum) ini membuat hati kami terpincut dengan musik mereka yang membuat kami tidak menyangka bahwa mereka berasal dari Bali.

Diwakili oleh sang drummer, Palel Atmoko, kami bertanya sedikit mengenai perjalanan Soulfood dalam rentang waktu empat tahun ke belakang, juga dengan cerita dari hadirnya EP perdana mereka, It Won’t Over di bulan Desember lalu dan bergabungnya mereka bersama label rekaman Pohon Tua Creatorium.

Simak lengkapnya di bawah ini.


Boleh cerita sedikit mengenai hadirnya EP perdana kalian, It Won’t Over?

EP ini, jadi awal kita di dunia industri musik sih sebenarnya, sesuai judulnya, It Won’t Over. Kalau sebelumnya kita main musik hanya membawakan lagu orang, gajian, perut kenyang, terus pulang, kita nggak mau stuck disitu sih. Jadi, kita nggak mau peran kita sebagai anak band hanya disitu saja, jadi ada sisi-sisi lain yang perlu kita isi sebagai musisi, berkreasi, bikin lagu-lagu sendiri. Awalnya sih ya dari jamming-jamming, misalkan aku bikin beat, terus Bam respon dengan chord-chord spontan, terus Lyta dengan nada-nada gumamnya, terciptalah EP ini.

Ada keterlibatan Rhesa Aditya (Endah & Rhesa) dalam EP ini, bagaimana bisa sampai kesana?

Ini kita nggak nyangka dan kepikiran sama sekali sih sebelumnya bahwa EP ini akan di-mixing dan mastering oleh mas Rhesa, karena kita ngefans ya sama dia! [tertawa]. Dengan karya-karyanya, apalagi setelah tahu bahwa dia adalah engineer yang handal gitu, makin ngefans. Kaget, benar-benar kaget waktu diberi tahu produser kita (Dadang Pranoto – RED) kalau dia minta mas Rhesa untuk mixing dan mastering. Jadi, kami benar-benar senang gitu, terharu, bangga. Terima kasih banyak mas Rhesa dan mbak Endah dan seluruh tim, we love you!

Sampul dari EP perdana Soulfood, It Won’t Over.

Sebelum lanjut lebih jauh lagi, apa referensi musik dari Soulfood sendiri?

Fugees, DAngelo, Felakuti, The Roots.

Mulai terbentuk sejak tahun 2016 lalu, kenapa EP-nya baru muncul di tahun 2020?

Ya kalau kita lihat dari dunia pariwisata di Bali, dia memang lebih maju dibanding daerah-daerah lain di Indonesia. Otomatis, kebutuhan hiburan terlebih musik sangat tinggi dan ekosistemnya di Bali sebelum pandemi ini bagus sekali. Kita bisa menggantungkan hidup di musik. Seperti perform dari kafe ke kafe, wedding ke wedding, dari bar ke bar, restoran ke restoran. Dari musisi yang pemula hingga profesional, semua ada tempatnya sendiri-sendiri di sini. Kalau dari kita bertiga, memang totally hidup dari musik, cari duit di situ. Jadi kenapa tahun 2020 EP ini baru muncul, ya karena awalnya kita main hanya untuk cari duit saja. Ternyata makin lama kita makin main, jenuh juga bawain lagu orang, dan ada perasaan tertantang, “Bisa nggak ya kita mainin lagu sendiri tuh sekeren kita mainin lagu orang?”. Terus ya sudah, sekitar tahun 2018 kita baru mulai jamming, bikin lagu, dan 2020 bisa rilis EP.

Cerita awal dari bergabungnya kalian bersama Pohon Tua Creatorium?

Awalnya, aku beberapa kali dapat kesempatan di gigs-gigs gitu nonton mas Dang (Dadang Pranoto), terus dia manggil, ngajak jamming, akhirnya Navicula perlu drummer, terus aku diajak masuk. Ketika tahu mas Dang mulai produserin band-band, aku coba me-lobby dia sih, pelan-pelan, coba sharingsharing lagu, habis itu kita hearing session. Terus ya sudah, dari belasan lagu yang kita dengerin, mas Dang cuma pilih lima! [tertawa].

Bagaimana ‘skena’ di Bali saat ini?

Meriah sih. Walau situasi pandemi, banyak gigs yang tertunda, terus terhenti, dihentiin polisi, tapi banyak band-band yang rilis sesuatu. Dari Hip-hop, Britpop, Rock, ada wakilnya masing-masing, ramai lah pokoknya.

Selain kalian, sebut satu nama yang juga muda dan potensial dari Bali.

Agak sulit sih sebenarnya, karena banyak band-band Bali yang muda dan berbahaya. Tapi kalau harus pilih satu, ya Manja. Satu label sama kita juga sih, Pohon Tua Creatorium.

Sehabis EP, ada rencana apa lagi ke depannya?

Full album dong! Kita lagi sketching-sketching buat album baru, semoga lancar.

Soulfood. / Dok: Resza Sebastian.


Kunjungi Soulfood di sini.

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …