Morad Ajak Pendengarnya Kembali ke Era 50-an

Feb 5, 2022

“Saat saya bikin ‘Red and Black’ sedang membayangkan film-film dengan set tahun 1950-an. Jadi, seakan-akan lagu ini bakal jadi soundtrack di film tersebut”, buka Morad dalam rilisan persnya mengenai nomor anyarnya, “Red and Black”.

Di awal bulan Februari ini sang solois membawa satu lagi nomor tunggal, melanjutkan beberapa nomor sebelumnya yang sudah lebih dulu hadir seperti “If Tomorrow I’m Losing You” (Juli 2020), “How” (Februari 2021) dan “No One’s Gonna Love You” (November 2021).

 

Masih diproduseri oleh Viki Vikranta (Kelompok Penerbang Roket) dan dinaungi oleh label rekaman Berita Angkasa Records, Morad menyampaikan sebuah rasa penasaran seseorang terhadap seorang wanita yang dalam nomor ini digambarkan melalui warna merah dan hitam.

“Warna merah dan hitam tersebut memiliki simbol dan arti tersendiri untuk menggambarkan sosok wanita tersebut”, lanjutnya.

Jika pada nomor sebelumnya, “No One’s Gonna Love You” membawa musik yang bertempo cukup cepat dan berenergi dengan nuansa motown dan kentalnya brass section, maka “Red and Black” hadir dengan tempo yang cenderung lebih lambat serta sentuhan psychedelic yang seakan menegaskan kesan soundtrack sebuah film era 50-an yang dirinya sempat ceritakan di awal. Dalam satu bagian, juga terdengar sayup-sayup vokal tambahan yang dinyanyikan oleh Kamga Mo layaknya sebuah choir yang menambah ragam warna dari “Red and Black”.

Nantinya, beberapa nomor tunggal tersebut termasuk “Red and Black” akan hadir dalam album debut Morad yang dijadwalkan akan rilis di tahun 2022 ini.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …