Pangalo! Dan Katalog Funk Indonesia Yang Malu-Malu

Dec 7, 2018

Ada beberapa alasan kenapa minim band atau album yang spesifik nge-funk di Indonesia di era 70an. Di barat funk memang berjaya saat itu, namun umurnya tidak panjang. Karena permintaan pasar, funk bertransformasi menjadi disko yang lebih manis, ngepop dan bisa untuk bergoyang. Ketika seluruh dunia demam disko, funk kalah pamor dan meredup. Banyak band-band funk beralih ke musik disko seperti yang terjadi pada band funk Amerika, Kool & The Gang. Salah satu pelopor funk di 70an ini di era 80an beralih memainkan disko pop dan laris jadi pencetak hits disko di radio-radio.

Funk lalu hadir hanya sebagai tren di musik Indonesia 70an. Sehingga ada beberapa band/solois yang tiba-tiba ikutan latah nge-funk. Makanya tidak heran bila kita bisa menjumpai sebuah lagu funk yang ultra-keren terselip dalam sebuah album di lagu-lagu lainnya yang bernuansa rock, pop melayu atau bahkan keroncong.

Yang signifikan adalah musik “funk/disko” yang kemudian bertaburan di peralihan tahun 70an dan 80an. Penyebutan “funk ‘garis miring’ disko” ini karena pada musik disko akan selalu ditemui pengaruh unsur funk. Seperti kocokan gitar funk berdecit, isian bass nakal, dan ketukan drum yang membuat badan bergoyang. Dan funk/disko yang ngepop ini umurnya lebih panjang dari pada funk. Untuk contohnya silahkan simak salah satu kompilasi musik funk/disko Indonesia 80an-90an ini:

 

Era 2000an

Di dekade 2000an mulai banyak album bernuansa funk yang wajib mendapat sorotan. Masih dari tangan dingin produser EQ Puradiredja (Humania), ia membidani lahirnya album perdana Maliq & D’Essentials, Selftiteld (2004) dan album supergrup Art of Tree, Selftiteld (2014) yang memadukan jazz, funk dengan hip hop. Yang terakhir hasilnya gawat, bergizi dan berbahaya.

Maliq & D’Essentials sendiri semakin funky di album kedua, Free Your Mind (2007). Konsep funk pun dibawa ke aksi panggung mereka yang seru, dengan aksi panggung bergoyang lengkap dengan gerakan koreografi ala band-band funk 70an.

1
2
3
4
5
6
7
Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

The Panturas Siap Mengisi Panggung Fuji Rock Festival 2025

Setelah tahun lalu Ali yang berkesempatan tampil di Fuji Rock Festival, Jepang, tahun ini The Panturas yang bakal mengisi panggung di sana. Kabar ini dibagikan lewat unggahan Instagram @fujirock_jp (21/02).     View this …

Arman Harjo Asal Jogja Rilis Single Mawut bersama GFRN

Rapper asal Yogyakarta, Arman Harjo menancapkan eksistensinya kembali lewat single terbaru, “Mawut” (07/02).      Dalam siaran pers, Arman menggandeng produser musik multitafsir, GFRN alias Achmad Gufron untuk meramu paduan beat koplo dengan flow …