Racun Dalam Lagu-lagu Pop Indonesia

Oct 15, 2019

Ada jutaan lebih lagu yang mungkin telah kalian dengarkan di sepanjang hidup kalian. Banyak lagu yang mungkin sudah terlupa, tidak sedikit juga yang masih diingat sampai sekarang. Ada yang lantas menjadi favorit baru lantaran sukses bisa mencapai frekuensi kenikmatan yang sama dengan kalian. Semua ini terjadi karena bahwa pada dasarnya, terlepas dari jelek/tidaknya lagu (karena masalah selera), setiap lagu punya ‘racun’-nya masing-masing.

Tulisan ini hanyalah telaah untuk membela keisengan saya akan lagu-lagu pop Indonesia dari jaman ke jaman. Membahas soal racun pada lagu, bukan perkara mudah, juga bukan sesuatu yang sulit dikerjakan. Kalian pun bisa dengan mudah mendengar racun dari sebuah lagu menurut versi kalian begitu lagu itu diperdengarkan sekilas saja.

Saya – karena dengan alasan membela keisengan itu tadi – juga menggunakan metoda yang sama, meski kadang saya harus menyimaknya satu dua kali lagi sebelum pasti dengan apa yang saya dengarkan.

Mari kita telaah bersama.

Candra Darusman – Kau 

Secara subyektif, Candra Darusman bukanlah tipe penyanyi yang mumpuni, suaranya tipis dan cenderung akan tenggelam ketika ia bertemu penyanyi latar dengan suara yang bagus, kurang lebih sama seperti saya berbicara soal Yockie Suryoprayogo. Namun sebagai pencipta lagu, Candra dan lagu “Kau” ini populer di tahun 80-an dan sampai hari ini menjadi satu dari lagu pop klasik Indonesia sepanjang masa. Ada banyak versi cover dari lagu ini, tidak sedikit yang gagal namun banyak juga yang berhasil. Mereka yang gagal, mungkin saja melupakan ‘racun’ di dalam lagu ini yaitu bagian kecil pada lirik di bridge sebelum reff (detik ke 0:59-1:02) hanya sekian detik namun itu yang lantas menjadikan lagu ini utuh.

Sheila on 7 – Dan 

Lagu “Dan” adalah contoh yang tepat bagaimana sebuah lagu menjadi keren lantaran kekompakan seksi ritem yang kuat. Tak ada tema intro yang spektakuler, yang ada hanya komposisi pop standar yang awalnya riskan untuk diingat. Namun justru karena unsur kesederhanaan inilah yang lantas menjadi kekuatan dari lagu ini. Dan kekompakan rhythm section (bass dan drum) dari Anton dan Adam menjadi racun yang kuat di lagu ini. Bagaimana Anton secara sengaja memadukan antara bas drum, floor tom dengan snare secara konstan sepanjang lagu, layak diapresiasi.

Noah – Separuh Aku 

Tak ada yang bisa melupakan peran David, kibordis Noah yang mempunyai pengaruh besar terhadap karya-karya Noah. Lewat “Separuh Aku”, Noah sudah membuktikan bahwa intro lagu memegang peranan penting, ia bisa menjadi racun dari sebuah lagu. Ketika kalian mendengar bahkan hanya suara pianonya, kalian sudah bisa menembah bahwa ini adalah lagu Noah yang kalian kenal.

Sore – No Fruits For Today

Kemanapun Sore membawa musiknya jauh, namun pendengarnya tak’an bisa lepas dari “No Fruits For Today”, karya klasik dari Sore yang masih melibatkan Mondo Gascaro pada piano ini. Suara klasik piano Roland XP80 menjadi signature sound dari lagu ini. Kunci-kunci miring khas Mondo menjadi racun dari lagu berdurasi singkat ini. Selain itu, patut dicatat bahwa permainan singkat vibraphone di menit ke 0:53 – 0:54 menjadi racun tersendiri di lagu ini. Sebuah permainan singkat namun akan diingat sepanjang masa.

Kunto Aji – Rehat

Ada banyak lagu pop di jagad industri musik tanah air ini, namun saya belum pernah mendengar apa yang dibuat Kunto Aji di lagu “Rehat” ini. Sebuah lagu dengan aransemen mengawang, menyeret pendengaran dengan kaidah ‘rehat’ yang dibicarakan lagu ini. Layaknya lagu pop, “Rehat” amat dengan mudah masuk dan dinikmati, terlebih dengan suara Kunto Aji yang mumpuni. Namun yang menjadi pertanyaan – lantas berkembang menjadi dugaan – ketika menginjak menit ke 3:14 ketika Aji selesai menunaikan tugas menyanyinya, ada 3 menit terakhir berisi aransemen instrumental sebelum akhirnya lagu ini benar-benar selesai. Mengapa bisa terjadi demikian? Mengapa tidak lagu ini berhenti di 3 menit saja? Inilah racun dibawa Kunto Aji. Dalam komposisi 6 menit ini, bagian 3 menit pertama semata-mata hanya pengantar bagi maksud sesungguhnya di 3 menit penutup, dengan tujuan membawa pendengar lebih khusuk lagi masuk ke dalam frekuensi magis yang diciptakan di lagu ini.

______

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] ke tahun 2000-an, kami mengumpulkan lagu-lagu Indonesia yang intro-nya langsung menancap di ingatan. Istilahnya tanpa basa-basi, jrenggg langsung bilang […]

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …