6 Album Musik Keren Ini Dirilis Ulang dalam Format Digital

Nov 3, 2020
Album rilis ulang

Di luar merugikan banyak pihak dan sendi kehidupan di semua lini, ternyata ada hikmah baik dari pandemi ini. Salah satunya adalah keinginan yang kuat untuk mendapatkan hiburan, baik games, film, tak terkecuali musik.

Kita lihat saja, begitu banyak berita tentang rekaman-rekaman baru yang bersliweran di layanan musik streaming secara tidak langsung membuktikan bahwa pandemi ini bukan jadi halangan bagi musisi untuk tidak produktif.

Musisi besar menyibukkan diri dengan melayani permintaan konser virtual, sementara musisi baru dan yang emerging tetap saja produktif. Salah satu bukti konkretnya adalah dengan banyaknya rekaman-rekaman musik yang diikutkan dalam program Irama Kotak Suara, ini bukti bahwa keinginan untuk bergerak, mencari awareness tetap ada.

Fenomena lainnya yang patut dicatat di masa 7 bulan pandemi adalah, bahwa ternyata ada banyak album rekaman indonesia yang dirilis ulang dan disebarkan lewat layanan musik streaming tersebut. Kami menduga ini bisa jadi adalah strategi yang dibuat label untuk mengisi kekosongan di wilayah eksploitasi karya-karya rekaman lama atau memang ada permintaan yang kuat dari musisinya.

Meskipun kalau ditarik ke belakang, fenomena ini sudah kerap terjadi. Sejak layanan musik streaming mulai menancapkan jangkarnya di Asia, khususnya di Indonesia, kita telah melihat banyak katalog lama yang masuk, berbarengan dengan rekaman-rekaman baru dari satu artis. Katakanlah, dari nama-nama seperti Dewa 19, Padi, Maliq & D’Essentials sampai Iwan Fals dan Chrisye. Kini, rekaman-rekaman yang dulunya mungkin hanya kita bisa nikmati di CD atau kaset, sekarang sudah bertebaran memenuhi playlist para penikmat musik.

Terkhusus di tahun 2020, kami mencoba menelusuri beberapa album Indonesia yang kembali dirilis ulang dalam format digital di layanan musik streaming.

Mari kita simak bersama.

The Upstairs – Matraman

Matraman

Setelah 16 tahun, album Matraman dirilis secara digital / dok. istimewa

Matraman adalah satu dari ‘cawan suci’ musik sidestream tanah air di awal tahun 2000-an. Album ini sempat beredar dalam bentuk kaset, yang kemudian jadi mahal harganya. Lalu, fans banyak menikmati lewat bajakan-bajakan hasil unggahan orang di Youtube, sebelum akhirnya album ini berhasil dirilis dalam format digital resmi.

 

Waiting Room – s/t

Dirilisnya album dari Waiting Room, band ska punk asal Jakarta – cikal bakal dari Superglad dan The Brandals, cukup mengaggetkan. Pasalnya, orang sudah banyak lupa dengan Waiting Room era ska ini. Mungkin orang lebih familiar dengan Waiting Room di era ketika mereka merilis single “Satu Dunia”. Sekadar informasi, dirilisnya album debut Waiting Room ini dalam format digital bersamaan dengan dirilisnya album ini dalam format kaset.

rumahsakit – s/t

rumahsakit

Album debut dan klasik dari rumahsakit dirilis ulang dalam format digital

Dirilisnya ulang cawan suci rekaman pop independen klasik Indonesia era 90-an ini cukup menyedot perhatian fans fanatik mereka. Ini adalah satu dair proyek Aquarius Musikindo, label yang menaungi band ini lewat divisi label ini, Independen records (yang kemudian berganti nama menjadi Pops). Keinginan yang kuat untuk dirilisnya kembali album yang sudah 2 dekade lebih ini didasarkan kepada kaset rekaman yang sulit didapatkan dan kian melambung harganya sampai buruknya kualitas audio di bajakan youtube.

Klarinet – s/t

album klarinet

Klarinet adalah proyek lanjutan dari kiprah Aquarius, lewat Pops Records dalam mencari katalog-katalog pop independen terbaik mereka. Memang tidak seheboh rumahsakit, namun secara artefak, album band yang mengingatkan kami akan cardigans dan kentalnya warna swedish-popnya ini layak untuk diperkenalkan ulang. Catatan kami, sebagai album independen yang dirilis di era 90-an. album ini punya sound yang prima, diantara aksi-aksi lainnya.

bandempo – s/t


Kalau empat band di atas punya massa dan demand yang tinggi, yang satu ini hanya berlaku untuk sekelompok orang, yang meski sedikit, namun fans band ini memberikan pengaruh bagi kelompok yang punya massa di empat band di atas tersebut. Ini artefak buat kalian yang ingin menggali lebih dalam skena yang dibuat oleh the so-called ‘Art-school of rock’ ini. Dalam sirkuit independen ibukota, Bandempo menjadi nama yang punya crowd massa yang banyak di hey day-mereka bahkan sampai hari ini meskipun hanya anak-anak IKJ lintas angkatan.

Zeke Khaseli – Salacca Zalacca 

Salacca Zalacca
Saya mengira pemicu dirilisnya kembali album debut Salacca Zalacca dari salah satu pentolan Lain/Zeke And The Popo (ZATPP) ini bermula dari ketika ZATPP merilis rekaman terbarunya dalam format EP yang dirilis di gelaran Records Store Day di awal pandemi yang berbuntut batalnya konser mereka yang justru kemudian menghasilkan konser virtual (salah satu yang pertama) yang super keren. Album, yang kemudian masuk dalam 50 Album Indonesia Terbaik versi Elevation Books ini membuktikan sekali lagi bahwa karya sang musisi pintar ini memang harus didengar. Tanpa disadari, sebelum akhirnya Petra Sihombing atau musisi manapun yang menerapkan strategi merilis ulang karya-nya satu-satu, Zeke Khaseli lewat ‘album salak’ ini sudah menerapkan format rilis single mingguan ini via situsnya jauh sebelum layanan musik streaming masuk.

Lain Band – Jakarta Goodbye 

kaset Jakarta Goodbye dari Lain band menjadi satu dari rekaman ‘a must have’ yang mungkin menghiasi rak musik dari fans berumur 30-an yang tumbuh dengan musik-musik independen seperti ini. Siapa sangka, anak-anak Indonesia jebolan Seattle ini mampu menciptakan musik yang ternyata bukan dipengaruhi oleh the so-callled ‘grunge’ or ‘alternative rock’, namun dengan format yang lain. Saya masih ingat, bagaimana Djadugar membangunkan dan menampar banyak orang lewat produksi videoklip “Train Song” yang berhasil memboyong penghargaan MTV Video Music Award. Sebuah konsep yang cuma satu-satunya ada di lagu ini.

_____

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.
4 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Dengerin albumnya di sini  […]

trackback

[…] 6 Album Musik Keren Ini Dirilis Ulang dalam Format Digital […]

trackback

[…] 6 Album Musik Keren Ini Dirilis Ulang dalam Format Digital […]

trackback

[…] 6 Album Musik Keren Ini Dirilis Ulang dalam Format Digital […]

Eksplor konten lain Pophariini

Bank Teruskan Perjalanan dengan Single Fana

Setelah tampil perdana di Joyland Bali beberapa waktu lalu, Bank resmi mengumumkan perilisan single perdana dalam tajuk “Fana” yang dijadwalkan beredar hari Jumat (29/03).   View this post on Instagram   A post shared …

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …