Review
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
The Cottons – Harapan (EP)
Harapan (EP) milik The Cottons hadir dengan hibrida gemilang antara musik indie-pop dengan upaya revisit musik pop progresif Indonesia 70an.
Axel Gulla – Rose Apple Tree (EP)
Musisi asal Manado, Axel Gulla merilis EP pertama berjudul Rose Apple Tree yang kental dengan alunan musik indie pop dan sentuhan vokal nostaljik.
Jevin Julian – i will, i’m sure
Album Jevin Julian, “i will, i’m sure” memantapkan posisinya sebagai penyanyi/penulis lagu/produser/DJ terdepan di ranah musik dance electronic di Indonesia
kidunghara – Persembahan Vol. 1
kidunghara dengan Persembahan Volume 1 membuat Chrisye seolah hidup lagi. Namun apakah hadir hanya sebagai cover band dan tidak punya ciri sendiri?
Sal Priadi – MARKERS, AND SUCH PENS FLASHDISKS
Album MARKERS, AND SUCH PENS FLASHDISKSl milik Sal Priadi ini jitu untuk menyelami isi kepalanya yang puitis, romantis, jenaka, sekaligus cringe dan freak
The Lantis – Pancarona
Jika mengingkan musik pop retro yang ringan, minim kejutan, terobosan musikalitas dan estetika, album Pancarona milik The Lantis ini sangat direkomendasi
Ghea Indrawari – Berdamai
Ghea Indrawari dengan album perdana, Berdamai berhasil menyuntikan tren musik healing ke dalam ranah pop niaga dalam blantika musik Indonesia
Sunwich – Apophenia
Kuintet indie-pop Sunwich membuat standar baru dalam skena indie-pop lokal di 2024 dengan merilis album perdanannya Apophenia yang berisi 10 lagu.
Titi DJ – 40
Merilis album penuh, merayakan 40 tahun berkarier, Titi DJ melupakan jejak musiknya di pop kreatif era 80-an dan memilih fokus pada era Bahasa Kalbu (1999)