Pangalo! Dan Katalog Funk Indonesia Yang Malu-Malu
Jangan bandingkan funk dengan reggae di Indonesia. Meskipun musisi dan albumnya baru bermunculan di akhir 90an, tapi popularitasnya mampu menembus hingga kalangan bawah dan komunitasnya tersebar di seluruh Indonesia. Festival musik reggae pun telah beberapa kali diselenggarakan di Indonesia antara lain di Jakarta dan di Bali. Sementara musik funk di sini masih berlindung di bawah ketiak festival jazz atau blues.
Tapi ya tidak ada yang salah dengan hal itu. Karena groove musik funk sudah hadir jauh lebih banyak di ranah musik populer Indonesia. Sebagai contoh apa yang harus dilakukan agar musik pop terdengar lebih seksi? tambahkan elemen funk. Agar musik jazz terdengar lebih nakal dan bergairah? Tambahkan juga elemen funk. Hal ini berlaku dengan hampir semua genre lainnya.
Pada akhirnya funk hadir bagaikan penyedap MSG di musik Indonesia. Semua musisi membumbui funk sesuai takaran agar musiknya lebih goyang dan nge-groove. Tidak heran bila banyak lagu pop funk cantik yang nge-groove selalu mampu bercokol di tangga nada lagu populer seperti lagu ultra-mega-hit milik Rizki Febrian “Kesempurnaan Cinta”, atau yang terkini dengan progresi kord dan aransemen yang aduhai, kita punya lagu “Tunggu Apa Lagi” milik Lalahuta.
Oke, bagi funksters garis keras mungkin perih menerima kenyataan kalau lagu Lalahuta apalagi Rizky Febrian sampai harus dikategorikan (pop) funk. Tapi tidak perlu bersedih hati karena meskipun begitu dari dulu hingga sekarang di tiap dekade musik Indonesia selalu hadir album/musisi dengan materi yang bernuansa funk sangat kental.
Dan bila dibandingkan beberapa dekade yang lalu, satu hal yang pasti sejak era milenium musik funk di Indonesia sudah jauh lebih berkembang. Bila era 70an hanya bisa menyebutkan satu dua nama, kini jauh lebih banyak musisi/album funk. Untuk pop funk yang nge-groove bahkan jauh lebih banyak lagi.
Pada akhirnya, selama ada kebutuhan untuk goyang dan bersenang-senang, funk akan selalu ada dalam ranah musik populer Indonesia. Definisinya pun jadi cair. Tidak harus liar dan bebas, joget hilang kendali seperti James Brown, atau sulit dan rumit seperti band funk/fusion masa kini, Snarky Puppy. Karena funk bisa bertransformasi dan menyelinap ke dalam musik pop ramah telinga yang sangat manis sekalipun. Saking dinamisnya, asal mampu, siapapun bebas dan bisa bermain funk. Karena, ada kata fun di dalam funk.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …