Tangkapan Berbagai Konser Virtual di 2020
Kemeriahan yang tadinya paling dinanti berubah menjadi penantian yang tak berujung. Selama berbulan-bulan, penikmat musik akhirnya terus membiasakan diri menatap layar telefon genggam atau laptop mereka, demi mendapatkan hiburan musik baik di hari kerja atau akhir pekan.
Siapapun tidak pernah membayangkan, apalagi menginginkan masa pandemi. Bukan hanya cerita penikmat musik yang haus tontonan musik secara langsung, para penyelenggara acara, artis, kru, dan semua yang terlibat di dunia hiburan melakoni banyak siasat untuk bertahan. Keadaan pandemi membuat siapapun harus mampu beradaptasi.
Konser musik di tahun 2020 tetap berjalan meskipun secara virtual. Para pelaku yang berada di lokasi syuting tak bosan-bosan diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan. Sementara itu, kegiatan para penonton musik adalah sibuk melakukan registrasi online untuk mendapatkan akses menonton. Adapula konser yang berbayar dengan harga tiket yang masih terjangkau. Paling tidak, slogan di rumah saja dibarengi kuota internet yang cukup.
Tak dapat dipungkiri, menonton konser virtual mungkin bisa lebih hemat waktu dan ongkos transportasi (ini berlaku juga bagi pemilik kendaraan pribadi yang membuang bensin di kemacetan). Sehemat-hematnya biaya, pengalaman yang akan diperoleh akan berbeda pula.
Bagaimana orang-orang harus menahan rindu akan sebuah perjumpaan, rindu mendapat keberuntungan saat berpapasan bisa foto bareng dengan idola mereka di tempat acara. Inti dari semua itu, rindu untuk menonton musik yang nyata. Membayangkan lagu-lagu terdengar langsung dari pengeras suara segede alaihim atau kehujanan di area panggung outdoor. Keseruan yang selalu dinanti.
Dapat dipastikan, festival musik yang terakhir digelar di Ibukota yaitu Java Jazz Festival. Terbilang menjadi yang terakhir karena detik di mana pemberitaan-pemberitaan tentang Corona mulai bermunculan. Bahkan, artis internasional di JJF ada yang terpaksa harus membatalkan kedatangan mereka.
Setiap melihat daftar artis-artis pengisi konser virtual selama 2020 lalu membuat lega sendiri. Artinya, kita masih bisa menyaksikan idola tetap rela menanggung risiko dan bersemangat menghibur. Beberapa nama yang rajin mengisi panggung musik antara lain Tuan Tigabelas, Danilla, dan Rayhan Noor (Yang juga anggota Lomba Sihir, band pendukung Hindia tiap kali manggung).
Tuan Tigabelas mengisi Flavs Virtual dan Synchronize Festival. Ia mengatakan kepada Pop Hari Ini (17/01) bahwa ia mengambil hikmah besar dari masa pandemi.
“Di tahun 2019 gue banyak ngeluh karena capek, kadang pas lagi padat manggung. Nah, begitu masuk 2020 awal semua berhenti karena pandemi. Ga ada panggung sama sekali. Akhirnya, gue janji sama diri gue sendiri mulai hari itu ga akan pernah ngeluh lagi perihal kerjaan.”
Begitu konsep manggung berubah, Tuan Tigabelas sempat merasa aneh, tidak ada energi, dan mengeluh. Sampai ia berjanji sama diri sendiri agar bisa menikmati keadaan, menemukan cara untuk menikmati keadaan.
“Gue mulai cari cara untuk nikmatin itu semua, mulai bikin konsep baru yang ga monoton, yang bisa berinteraksi secara virtual sama pendengar gue, dan ternyata virtual bisa jadi sangat intimate.”
Pemilik album Harimau Soematra ini mengubah sudut pandangnya. Ia bersyukur masih bisa menghibur orang banyak. Walau dengan eforia yang berbeda dari biasanya. Tuan Tigabelas berharap di tahun 2021 ia bisa kembali merasakan panggung on ground, melihat ekspresi orang-orang langsung yang baru disadari itu suatu momen yang mahal buat sekarang ini.
“Mungkin begitu ada panggung on ground pertama gue nanti, mudah-mudahan tahun ini. Bisa nangis kali gue saking senangnya,” jelas Tuan Tigabelas.
Sementara menurut Danilla, 2020 adalah tahun yang dramatis di sepanjang hidupnya. “Konser virtual selama 2020 ya. Itu menurutku konser yang apa ya. Sebetulnya sejauh ini sangat bisa mengobati rasa kangen. Tapi lebih banyak ke teman-teman bandnya, justru. Sama ke anak produksi karena kalau ke penonton sejujurnya justru energi mereka ketika live yang hilang dari konser virtual itu sendiri. Dan jauh lebih deg-degan yah. Soalnya, kadang jadi ada kayak ‘eh takut salah nih’ karena ada yang tapping, atau yang live atau depan kamera gitu. Jadi, kita dihadapkan sama alat-alat yang jarang kita temukan kalau live,” kata Danilla.
Harapan Danilla untuk 2021, “Yang terjadi, terjadilah kali ya karena harapannya udah pasti pengin bisa seperti manggung seperti biasanya, ada acara seperti biasanya, orang bekerja seperti biasanya. Cuma kadang aku sangat berusaha untuk tidak berekspetasi sih. Cuma aku berharap, yang pasti di 2021 ini kita semuanya kuat deh. Kuat fisik dan mentalnya, dan juga kuat menahan rindu untuk manggung.”
Sedikit berbeda dari komentar sang rapper dan Danilla, Rayhan Noor mengaku struggling buat beradaptasi di awal pandemi. “Karena yang adaptasi bukan hanya dari player-nya aja, atau dari musisinya aja. Cuma dari EO-nya pun juga. Kayak, oke ini gimana ya cara, formulanya tuh gimana yang paling pas. Streaming live kah, pre-recorded kah, atau even kalau misalnya pre-recorded dengan konsep apa. Jadi, itu mungkin awal-awal satu bulan sampai tiga bulan pertama agak susah. Setelah itu, lebih tertata yah. Maksudnya, lebih semua udah tau. Oke aman nih kalau formulanya seperti ini,” kata Rayhan.
Menurut Rayhan, kreativitas akhirnya perlu diasah dan harus bertambah lagi. Ia mengaku tahun ini jadwal belum terlalu banyak dan memprioritaskan kesehatan. Rayhan menuturkan harapannya di tahun ini.
“Gue sih prefer untuk ya udah kita tunggu aja sampai benar-benar safe lah. Mungkin saat vaksinasi udah mulai berjalan di atas 50% dari target yang ingin dicapai oleh pemerintah gitu. Cuma harus ada mitigasinya juga sih dari situasi tersebut. Oke dari pemerintah untuk industri sektor ini mau di gimanain nih karena kan banyak banget kan yang terlibat di industri ini dari musisinya sampai ke tim produksi, dan segala macam. Jadi ini perlu ada way out yang jelas dari pemerintah. Ini mau diapakan. Mau seperti apa. Supaya impact dari pandemi ini kepada sektor ini bisa diminimalisir dan bisa diperbaiki perlahan-lahan secara bertahap.”
Setelah menyimak tiga musisi, inilah tangkapan berbagai konser virtual di 2020 versi Pop Hari Ini:
- Flavs Virtual (15 dan 16 Agustus 2020)
Semula, Flavs dijadwalkan berlangsung April dengan suguhan utama Lil Pump, Stormzy dan Tyga. Mengingat sudah masuk masa pandemi, akhirnya Flavs diaksanakan secara virtual, yang akhirnya ikut dalam rombongan konser virtual 2020. Meski tanpa kehadiran artis-artis internasional, Flavs menjadi konser virtual pertama yang mempresentasikan konser interaktif. Para pemegang tiket bisa saling menyapa di kolom chat. Begitu kamera laptop dinyalakan, pihak penyelenggara merekam keceriaan dan menampilkannya sebagai backdrop panggung saat artis beraksi.
- Papparappop (15 – 17 Agustus 2020)
Berbeda dengan Flavs, Papparappop berlangsung selama tiga hari berturut-turut di website pophariini.com dengan menghadirkan banyak pilihan tontonan. Masih tentang musik, acara ini memberi menu berbeda lewat BISIK BISIK (Bicara Musik Bisa Asik), AKAD (Adu Bakat), dan Belakang Panggung yang ditutup pesta rilis dua single terbaru MALIQ & D’Essentials. Melihat Cholil (Efek Rumah Kaca) asyik memasak atau Vira Talisa unjuk kebolehan dengan melukis.
- We The Fest: Virtual Home Edition (26 dan 27 September 2020)
Kalau bukan karena pandemi mungkin Instagram takeover dari para artis di mana pun mereka berada tidak bakal kejadian. Para artis berbagi tentang persiapan via Story akun media sosial Instagram We The Fest.
Meskipun Virtual Home Edition, We The Fest tetap menyajikan ragam konten menarik. Salah satunya belajar memotret dengan menggunakan handphone dipandu Vinodii, fotografer resmi festival ini. Jika tidak kelewatan menonton festival ini, rekaman live Hondo dengan konsep panggung brilian, Hindia, maupun Mantra Vutura bisa cek di kanal YouTube ISMAYA TV.
- Synchronize Festival: Selebrasi bersama Televisi (14 November 2020)
Setiap tahun, Synchronize Festival menjadi festival musik yang paling dinanti bagi penikmat musik tanpa memandang skena mana. Langkah yang diambil pihak penyelenggara tahun ini mengejutkan karena disiarkan di televisi. Jangkauan lebih meluas. Penyelenggaraan juga menyisakan kejutan di akhir penayangan lewat penampilan The Adams yang tidak ada dalam daftar penampil mereka.
- Music Matters from Wonderful Indonesia (4, 5, dan 6 Desember 2020)
Ini sajian yang paling berbeda dari yang lain. Acara ditayangkan secara live melalui kanal YouTube Kemenparekraf dan rekamannya bisa disaksikan sampai hari ini. Keindahan Indonesia yang tak ada habisnya membawa musisi-musisi lebih menyatu dalam kesyahduan di alam terbuka. Music Matters terbagi menjadi tiga edisi; Danau Toba, Labuan Bajo, dan Borobudur. Berbeda lokasi berbeda pula artis yang tampil. Andmesh dan Hondo di Danau Toba. Lalu, Danilla dan Weird Genius di Labuan Bajo, serta Isyana Sarasvati dan Padi Reborn di Borobudur. Sangat indah sekali!
- Djakarta Warehouse Project Virtual [DWPV] (19 dan 20 Desember 2020)
Djakarta Warehouse Project biasanya memunculkan pertentangan oleh organisasi masyarakat. Kali ini berjalan tanpa perdebatan karena berlangsung secara virtual dan gratis hanya dengan registrasi online. Jadi, tidak ada cerita bokek untuk beli tiket dengan harga yang lumayan. Di antara artis-artis internasional maupun lokal antara lain Martin Garrix, Vini Vici, Armin Van Buuren, Yellow Claw, Anton, Hogi, Weird Genius, dan Dipha Barus beserta rombongan Hindia, Kallula, Monica Karina, dan Nadin Amizah. Tidak ada pemandangan negosiasi dengan calo tiket masuk di Kemayoran. Pelaksanaan hanya sempat terhambat gangguan teknis.
- I Don’t Give A Fest (IDGAF) – 19 dan 20 Desember 2020
I Don’t Give a Fest atau IDGAF satu-satunya yang mengejutkan dari penyelenggaraan yang lain. Dengan membawa konsep multiplatform streaming festival, IDGAF dikawal Anton Ismael dan tim dari Kelas Pagi untuk urusan visualnya. Sajian utama acara ini yaitu Pagelaran Pop menampilkan kolaborasi yang tak biasa seperti MALIQ & D’Essentials dengan Hindia, RAN, dan Diskoria. Satu yang paling berkesan adalah Jazz On Ranti (Jason Ranti berkolaborasi dengan Tomorrow People Ensemble). Hasilnya, anjjj..
- Brightspot Mrkt – 26 Desember 2020 – 3 Januari 2021
Brightspot Market kali ini memberikan suguhan berbeda dengan konsep Virtual City. Di edisi kesebelasnya, penyelenggara menyajikan konten-konten eksklusif dari mulai fashion, food, music, hingga workshop. Selain membangkitkan kembali ekonomi Indonesia terutama di sektor UMKM, Brightspot Virtual City Music Hall menghadirkan Tulus, Kenny Gabriel, Deefo, Adroitz, dan DJ Klapr.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …